Beberapa waktu mengamati pasar saya pribadi merasa sedikit kecewa di awal 2020 ini. Hampir satu bulan kami mengamati pergerakan IHSG yang cenderung aksi Taking profit oleh pihak – pihak tertentu. Memang pada awal perdagangan di tahun 2020 Asing terlihat melakukan Net Buy di beberapa saham.
Aksi Net Buy tersebut sejatinya hanya sebagai penghibur semata karena kondisi ekonomi dunia masih rentan . Konflik antara IRAN – AS bisa menjadi boomerang waktu ekonomi di tahun 2020 jika tidak segera di tuntaskan . AS – China jika mereka belum melaksanakan kesepakatan perang dagang. Karena memang kedua negara besar tersebut sangat mempengaruhi siklus rantai pasokan di beberapa negara.
Banyak negara yang mulai ketergantungan dengan hasil import barang dari negera tirai bambu tersebut. Banyak perusahaan teknologi atau sejenisnya yang membuka cabang di Negeri China tersebut. Ah jangan lama – lama bahas mengenai masalah tersebut mungkin sudah basi bagi kalangan para trader.
Fokus masalah kedua adalah tentang virus Corona atau bahasa kerennya adalah 2019-NcoV . Virus yang awal mulanya berasal dari Negeri China tepatnya di Provinsi Hubei Kota Wuhan . Seiring waktu berjalan Virus generasi baru ini dengan cepat merebak di berbagai sudut kota Wuhan . Sampai – sampai Pemerintah China harus mengisolir provinsi tersebut agar tidak di masuki oleh banyak orang.
Akibat menyebarnya virus ini Kota Wuhan menjadi kota mati , Karena mayoritas warganya dilarang untuk beraktifitas diluar rumah. Dunia cemas akan kejadian ini . Banyak negara sudah melaporkan kejadian warganya terjangkit Virus Corona ini .
Ke Khawatiran para investor pun sudah tercermin di Chart pergerakan IHSG secara Daily menurut kami pribadi. Di Penghujung 2019 , Indeks masih berada di titik yang rendah. Dimana IHSG sempat berada di level 5900.
Namun seiring waktu berjalan, Dengan munculnya Berita bahwa Indeks Harga saham Di Indonesia akan bergerak menuju Rp 7200 oleh JP Morgan. Namun apa yang terjadi di Awal tahun ini bisa menjadi Awal IHSG untuk Koreksi kembali karena ke khawatiran Investor terhadap Corona ini .
Banyak perusahaan yang beroperasi di China menghentikan Produksi mereka akibat Virus ini . Contohnya Iphone melakukan penghentian produksi Gear mereka di China. Toyota , Tesla Dan masih banyak lagi mereka menghentikan sementara aktifitas Produksi di area tersebut.
Melihat hebatnya imbas dari Virus Corona ini , Investor pun sedikit untuk merubah sikap mereka kembali. Mayoritas investor masih condong untuk menilai apa saja Imbas yang dihasilkan oleh Kejadian ini .
Kita ambil contoh , Pertama China adalah manufaktur elektronik terbesar di dunia. Sampai – sampai mereka bisa menjadi agen dalam peningkatan permintaan Tembaga dan beberapa komoditas lainnya. Jika kegiatan produksi di hentikan maka akan berimbas terhadap rantai pasokan yang ada.
Ditambah Sudah banyak negara yang melaporkan bahwa beberapa warga mereka terkena Virus serupa. Hanya Indonesia yang belum melaporkan kejadian ini terhadap WHO. Hanya saja 1 orang Warga negara Indonesia sudah terjangkit Corona namun berada di Negeri Singapore.
“Ketika epidemik ini terjadi, ini bukan hanya pure kesehatan, tapi impact-impactnya yang bahaya” Ujar Eric Tohir Di acara Indonesia Healthcare Corporation Medical Forum yang kami rangkum dari Kompas Tv. Impact – Impact yang dihasilkan bisa berimbas terhadap perekonomian negara Indonesia sendiri. Kembali lagi China adalah salah satu agent yang berpengaruh terhadap permintaan Barang ekspor dari Indonesia.
Kembali ke awal Topik dimana kita membahas mengenai IHSG. Merebaknya Epidemi 2019-nCoV ( Corona Viruses ) menjadi topik hangat yang dibicarakan oleh kalangan Investor. Di Indonesia mungkin tahun 2020 adalah tahun untuk Penyampaian Laporan kinerja Kuartal IV Audited sekaligus kegiatan RUPS .
Kegiatan Investasi seharusnya tidak akan terganggu oleh Kejadian belakangan ini . Seharusnya jika kita Fokus terhadap kegiatan Investasi harusnya kita senang . Karena banyak saham – saham yang harganya Terdiskon.
Pemilihan Saham yang tepat dikala koreksi seperti ini sangat di butuhkan . Banyak perusahaan – perusahaan kapitalis besar yang harganya mulai terdiskon akibat Short Trading oleh Foregin Investor.
Contohnya JSMR kami menggunakan JSMR karena perusahaan penyedia jasa Toll Road ini akan tetap bertahan walaupun Kendaraan di Indonesia berganti menggunakan Electric Car. Lalu kita ambil lagi TLKM dimana harganya masih terbilang discount. Mengapa kami memilih menggunakan TLKM. TLKM adalah salah satu Perusahaan TI yang memiliki Fasilitas terbaik menurut kami .
Dari Pucuk Singapore sampai Indonesia TLKM punya perusahaan sendiri untuk mempermudah bisnis Jaringan Komunikasi Data dari dan menuju Indonesia. Banyak perusahaan Swasta yang menyewa Kabel Fiber Optic perusahaan ini karena memang sudah banyak mengcover wilayah – wilayah di kota – kota Indonesia.
Lalu Jika kita hanya berfokus terhadap Short Investment ( Trading ) maka kita wajib menyiapkan pisikologis yang lebih. Karena bisa dipastikan dalam beberapa bulan kedepan kondisi Indeks akan terus bergerak Mixed.
So far Jika kalian jadi salah satu diantara dua tipe yang kami kemukakan harus tetap berhati – hati karena IHSG kita masih terus di bayang – Bayangi oleh Corona & beberapa Katalis dari luar negeri sendiri.