Seiring waktu berjalan , bisnis datacenter semakin berkembang pesat .Perusahaan – Perusahaan multinasional hingga internasional berlomba – lomba untuk membuat Datacenter di berbagai negara . China menjadi negara pertama yang melakukan ekspansi data center ke Indonesia . Untuk di ketahui di negara komunis tersebut akses internet sangat di perhatikan oleh pemerintahnya Sehingga tidak semua website bisa di akses dengan bebas seperti di negara kita .
China melakukan ekspansi data center ke Indonesia melalui perusahaan Tencent . Alasan utama mereka dalam melakukan ekspansi ini adalah Pasar datacenter di wiliayah asia memiliki pertumbuhan yang sangat pesat . Berdasarkan CAGR pertumbuhan datacenter di wilayah asia mencapai 25% pertahunya. Oleh karena itu bisnis datacenter sangat menjanjikan dan memiliki pelung yang cukup panjang.
Pemain global seperti Microsoft , Alibaba , Amazon Cloud Dan yang lain . Mereka semua sedang berlomba – lomba untuk membuat datacenter terbesar di Indonesia . Memilih Indonesia merupakan hal yang cukup strategis bagi mereka . Pertama wilayah kita yang sangat berdekatan dengan Singapore yang mana sebagai pusat POP koneksi dari seluruh dunia .
Kelebihan itu menjadi pilihan utama para pemain global untuk membuka jaringan di Indonesia . Serta dengan sudah hadirnya banyak unicorn di Indonesia . Seperti Bukalapak , Tokopedia , Traveloka serta bisnis digital lainnya . Menjadi pilihan alternatif mereka untuk ikut berkecimpung di Bisnis komputer ini .
Sama halnya seperti mereka , kami Teman Saham Digital Indonesia juga menggunakan fasilitas cloud untuk terus akif di dunia maya . Oleh karena itu pada zaman ini fasilitas cloud atau datacenter sudah menjadi kebutuhan wajib bagi setiap bisnis yang ada di Indonesia . Lalu perusahaan apa saja yang sudah terdafatar di Bursa Efek Indonesia dan Bisnisnya bisa kita beli ? .
DCI merupakan perusahaan Datacenter milik Toto Sugiri melakukan listing perdana atau IPO pada tahun 2021 ini . DCI Merupakan perusahaan datacenter terbesar dan memiliki Level paling tinggi seasia tenggara dimana datacenter milik DCI ini berada di Kategori Tier 5 . Sedangkan pesaing – pesaingnya masih berada di Tier 3 dan Tier 4.
Toto Sugiri merupakan seorang mantan pegawai bank yang membuka bisnis datacenter sejak tahun 1980an . Perusahaan datacenter pertama yang di kembangan adalah PT Sigma Cipta Cakra yang sekarang sudah menjadi PT Telkom Sigma . Melihat rekam jejak Toto Sugiri ini , memberikan sinyal bahwa Perkembangan datacenter sejalan dengan perkembangan teknologi yang ada di dunia . Terlihat bahwa sejak diakuisinya perusahaan Sigma yang lama . Ia kemudian membentuk perusahaan datacenter baru yaitu PT DCI Indonesia . Lantas bagaimana Kinerja dari PT DCI Indonesia ? Apakah sudah memiliki pendapatan yang bagus ?
Melihat dari bisnis PT DCI Indonesia dan ekspansi bisnisnya . Jika saja harga sahamnya berada di level 1000 Sampai 5000 mungkin akan banyak di buru oleh investor lokal maupun asing . Dahulunya DCI yang mengoperasikan setidaknya 3 – 4 Gedung Data . Sekarang sudah melakukan ekspansi menambah hingga 7 gedung datacenter . Ini pastinya akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan ini kedepannya . Berdasarkan laporan keuangan tahunan 2020 PT DCI Indonesia mengalami peningkatan pendapatan sebesar 55 %. Selain pendapatan yang meningkat DCII juga mengalami peningkatan dari segi EPSnya yaitu berada di angka 90 / Lembarnya.
Katalis positif pada bisnis ini memang masih akan terus ada sampai bisnis Datacenter ada penggantinya . Karena Datacenter menjadi perlengkap dalam sektor teknologi .
Yang kedua kita masih berada dalam satu group Milik Toto Sugiri . Toto Sugiri sendiri memiliki perusahaan datacenter lainnya yang bersamaan pada tahun 2021 ini melakukan IPO . Namun ada yang berbeda pada perusahaan Indonet ini . Indonet selain memiliki bisnis Datacenter mereka juga memiliki layanan koneksi data . Namun koneksi data yang mereka hadirkan bukan untuk menjangkau kalangan retail .
Koneksi yang mereka hadirkan berfokus pada interkoneksi di datacenter . Sehingga segmentasinya masuk kedalam ranah Bisnis Service. Indonet menjadi salah satu official partner dari Alibaba di Indonesia . Untuk di ketahui Alibaba merupakan penyedia Cloud yang pangsa pasarnya adalah global.
Sama halnya seperti DCI , Indonet pada tahun 2020 mengalami kenaikan pendapatan . Semula pada tahun 2019 100.804.189.717 meningkat menjadi 119.235.529.233 . ditambah Indonet telah selesa melakukan pembelian lahan seluas 6 ribu meter di area kuningan yang nantinya akan dijadikan Datacenter . Jika harga saham Indonet ini berada dekat dengan harga book valuenya maka peluang besar saham perusahaan ini masuk kedalam saham pilihan investor .
Namun alasan yang paling utama karena perusahaan ini baru IPO maka lebih baik kita menunggu hingga harga saham mencerminkan kinerja keuangan perusahaan . jika di nilai berdasarkan Book Value perusahaan harga saham EDGE ini sudah terlampau mahal dan tidak layak untuk di beli oleh investor .
Mungkin cukup asing bagi kita sebagai Investor mendengar kode saham ini . Multipolar sendiri merupakan usaha yang tergabung kedalam group Lippo . Bukan hanya payment atau Fintech yang dimiliki oleh perusahaan ini . Lippo juga memiliki Perusahaan Datacenter yang terletak di area Lippo Cikarang Jawa Barat .
Nama Perusahaan adalah PT Graha Teknologi Nusantara . Perusahaan ini merupakan perusahaan Datacenter Tier 3 dan Tier 4 . Namun sayangnya GTN ini tidak menjual saham mereka ke publik . Apabila rekan – rekan ingin memiliki saham ini maka bisa melalui induk usahanya yaitu PT Multipolar Teknologi . Jika dilihat – lihat MLPT ini adalah induk usaha khusus yang membawahi semua divisi teknologi milik Lippo Group .
Laba bersih Perusahaan juga mengalami peningkatan di tahun 2020 ini . Dimana laba bersih berumbuh mejadi 172 Milliar . Dengan nilai Book value berada di Kisaran 470/lembarnya .
siapa yang tidak mengetahui perusahaan teknologi milik Indonsia ini . Telkom adalah kerjaan bisnis teknologi milik Pemerintah . Perusahaan plat merah ini memiliki banyak divisi cloud atau datacenter . Salah satunya adalah Telekomunikasi Indonesia Internasional Pte LTD yang terletak di Singapore . Dan selain ada SG TELIN , Telkom juga memiliki perusahaan PT Telkom Sigma yang ada di Indonesia.
Dengan membukanya perusahaan Datacenter di Singapore , Mempermudah Telkom dalam menyediakan jalur komunikasi dari Singapore menuju Indonesia . Bukan menjadi rahasia umum terhadap kinerja perusahaan ini . Menjadi leading dalam bisnis digital telkom bisa menjadi salah satu pilihan investasi rekan – rekan dalam sektor teknologi.
Perusahaan ini mungkin kita kenal menjadi perusahaan operator yang besar . Perusahaan yang dahulunya menjadi milik Indonesia sekarang telah berubah menjadi kepemilikan Ooredoo group.Perusahaan Provider ini memiliki Datacenter yang tak kalah besarnya
Kami mengetahui ada 1 lokasi datacenter yang dimiliki oleh Indosat Ooredoo . Yaitu berada di area Jatiluhur Purwakarta Jawa Barat . Selain di daerah purwakarta Indosat juga memiliki datacenter yang berada di lokasi Jakarta & Tangerang .
Khusus perusahaan yang satu ini kami belum mendapatkan informasi lebih lanjut tentang Datacenter yang mereka miliki . Mungkin XL Menggunakan jasa pihak ketiga untuk meletakan atau Hosted layanan datacenter mereka di Indonesia atau di Singapore .
Baiklah Kita sudah sampai pada penghujung Artikel tentang masa depan bisnis Datacenter ini . Semoga artikel yang kami buat ini bisa menjadi masukan dan pilihan untuk rekan – rekan yang sedang mencari perusahaan – perusahaan yang bergerak dalam bidang datacenter sendiri. Ahir Kata salam cuan .
Note : Bagi anda yang ingin gabung kedalam Komunitas Teman Saham yang di Manage Oleh Teman Investasi silahkan isi form berikut untuk gabung kedalam WAG yang sudah di buat .