Tahun ini adalah tahun yang menguras tenaga pikiran dan juga keuangan . Pandemi C19 yang menyerang memberikan dampak yang begitu besar di kalangan masyarakat dan bisnis . Namun Sepertinya tidak dalam pasar modal indonesia . Karena sejak awal 2021 banyak sekali perusahaan – perusahaan yang memutuskan untuk melakukan GO PUBLIC atau menjadi perusahaan terbuka dan listing di Bursa Efek Indonesia .
Mulai dari perusahaan Swasta hingga perusahaan BUMN berlomba – lomba untuk menjadi bagian dari perusahaan Terbuka lainnya . Sampai di tulisnya artikel ini kami Teman Saham mendapatkan data sebanyak 761 perusahaan yang sudah listing di bursa efek indonesia . Data tersebut kami dapatkan dari website resmi perusahaan . Perusahaan tersebut memiliki bisnis yang cukup beragam . Mulai dari teknologi hingga bisnis Wholesale . Bahkan perusahaan – perusahaan yang kita kenal mereka ada di dalam data saham yang bisa kita miliki.
Dalam agenda ipo yang kami lihat di situs resmi E-IPO atau Elektronik Initial Public Offering milik Bursa Efek Indonesia . Di Bulan November 2021 ada setidaknya 10 Perusahaan yang sudah melakukan Book Building. Setidaknya di bulan desember 2021 mereka sudah bisa listing di bursa efek indonesia . Mulai dari Mitratel perusahaan penyedia menara milik Telkom Indonesia lalu ada Avian merk cat ternama di Indonesia , Widodo Makmur Perkasa yang masih kerabat dekat Widodo makmur Unggas dan masih banyak lagi .
Dana yang mereka cari pun tidak sedikit . Nominal yang akan dihimpun dalam debut IPO kali ini berkisar 24 T Yang mana ini adalah value terbesar dalam sejarah IPO .Berbarengan dengan Mitratel satu BUIMN lainnya yaitu PT Adhi Commuter Property juga melantai di Bursa Efek Indonesia di Tahun 2021 ini . Dana yang akan di himpun dalam IPO Anak usaha BUMN ini berkisar 1,6 T .
Lalu bagaimana prospek bisnis anak usaha ADHI ini ? Bisakah perusahaan ini memberikan kita keuntungan Investasi ?
PT Adhi Commuter Property merupakan anak usaha yang di dirikan pada tahun 2015 oleh PT Adhi Karya ( Persero ) Tbk . Perseoran didirikan oleh Adhi berfokus untuk melakukan pengembangan – pengembangan property terintegrasi dengan area publik seperti LRT yang sedang dikerjakan oleh perusahaan . Kepemilikan saham Adhi Karya di perusahaan ini adalah pengendali yang mana jika sebelum perusahaan IPO maka mayoritas saham di pegang oleh PT Adhi Karya Persero .
Sejak awal berdiri perusahaan telah mengembangkan beberapa gedung yang teringerasi dengan fasilitas umum seperti Grand Dika City , LRT City dan masih banyak lagi . karena sesuai dengan fokus utama pendirian perseroan maka perusahaan berusaha memberi yang terbaik dalam hal inovasi produk untuk kalangan urban.
Berdasarkan kesepakatan dan tujuan perseroan melakukan Ipo ada beberapa poin yang perlu di ketahui oleh Investor . Karena hal ini wajib di ketahui ketika kita menentukan untuk membeli. berikut adalah rincian dari penggunaan dana IPO PT Adhi Commuter Property ( ADCP ) .
Keuangan adalah hal yang terpenting sebelum memutuskan untuk membeli perusahaan yang akan IPO . Beberapa tipe investor atau Fund manager ( Bahasa Simplenya Manajer Investasi ) memiliki syarat – syarat yang beragam . Contohnya ketika kita ingin membeli saham IPO, Perusahaan tersebut harus memiliki penjualan yang bertumbuh atau stabil. Kenapa ? jika sebuah perusahaan IPO yang kita pilih memiliki penjualan yang selalu tumbuh ataupun stabil berarti perusahaan tersebut memiliki Future Value yang cukup baik .
Gambar 1 : Source Dokumen IPO ADCP di olah oleh Rekan Kami
Dalam paparan pendapatan perusahaan ini , terlihat bahwa Pendapatan atau penjualan ADCP bergerak tidak seirama . Hal ini di tunjukan dengan pertumbuhan penjualan yang tidak stabil sejak 2018 . Laporan keuangan ini menggunakan laporan Kuartal 2 Tahun 2021 . Pendapatan yang tidak stabil mungkin dampak dari pandemi covid 19 yang menyerang Indonesia sejak 2019 lalu .
Sektor Property adalah sektor yang paling riskan jika terjadi fluktuatif Inflasi di Indonesia . Biasanya akan banyak sekali orang” untuk tidak membeli property saat terjadi kenaikan inflasi atau ketidak jelasan ekonomi . Lalu kemana uang yang dimiliki akan di investasikan ? . Uang milik investor – investor jenis ini biasanya akan di simpan di dalam aset yang aman misalnya mereka menginvestasikannya di Reksadana pasar uang atau Deposito di Bank .
Valuasi saham ADCP jika menggunakan rentang harga pada saat Book Building masuk kedalam kategori MAHAL . Book Value atau harga buku saham ADCP jika di hitung berada di kisaran Rp 71,- per lembarnya . Jika kita membeli saham ADCP ini di Kisaran 130 – 200 maka Valuasi PBV yang kita dapatkan adalah 1,8x dan 2,7x yang artinya mahal . Selain itu Price Earning Ratio atau simpelnya Rasio imbal hasil saham atau BEP investasi ada di angka 26 dan 41 yang artinya modal investasi akan kembali dalam rentang waktu 26 – 41 Tahun .
Sekian artikel Kali ini , Salam Cuan Salam Investasi . Artikel Ini memiliki Disclaimer sehingga perlu di perhatikan Oleh pembaca .