
Salah satu perusahaan property di indonesia kembali melakukan IPO pada bulan lalu. Perusahaan ini meruapakan pengembang apartemen di kawasan Cileduq , Tangerang. Belakangan ini banyak yang bertanya kepada kami .
“Mas Kira – kira BAPI gimana ya ?” , “Saya Nyangkut di BAPI nih Giamana ya ?”. Namun mayoritas dari pertanyaan ujung – ujungnya adalah menanyakan nasib BAPI. Apakah saham perusahaan ini masih bagus atau belum saatnya bagus. Berkaca pada kebanyakan perusahaan pengembang property .
Debut IPO kemarin PT Bhakti Agung Propertindo Tbk di bantu oleh MNC Sekuritas dan NH Korindo Sekuritas. Penggunaan Dana pada hasil IPO sendiri adalah 20% digunakan untuk membayar Hutang dan 80% digunakan untuk melanjutkan pembangunan Apartemen mereka.
Jika dilihat Dari website resmi perusahaan kami masih belum bisa mendapatkan informasi bermanfaat . Mengenai asset apa saja yang dimiliki . Produk apa saja dan sebagainya masih abu – abu . Masih banyak informasi yang belum di update oleh pihak BAPI sendiri.
Dalam berita yang beredar di media masa . BAPI sendiri memiliki 2 Proyek Green Cleosa Apartment dan Condotel. Dimana kedua apartemen tersebut masih dalam tahap pengerjaan. Sistem pemasaran Pihak BAPI adalah Menjual & Membangun . Salah satu teknik pemasaran yang digunakan juga pada apartemen Meikarta.
Dari prospektus yang dibagikan kepada investor. mengatakan bahwa proyeksi pertumbuhan property di Tangerang memiliki peluang yang bagus. Peluang property yang masih bagus di kawasan tersebut adalah property kelas menengah ke bawah. Ditambah lokasi yang sedang dikembangkan oleh Agung Property group ini . memang berdekatan dengan akses toll. Namun kembali lagi apakah perusahaan bisa mengelola prospek ini dengan baik atau tidak.
Melihat dari Laporan Keuangan perusahaan Bhakti Agung. Di tahun 2018 perusahaan baru berhasil membubuhkan penjualan sebesar 5,920 Milliar. Dengan BookValue perusahaan ini berada di Nilai Rp 1,96.
Keputusan berinvestasi di perusahaan ini kami rasa masih wajib dipertimbangkan dengan baik. Walaupun peluang bisnis property masih terbilang cukup baik di indonesia. Perihal pemindahan Ibukota negara menuju Kalimantan. Bisa jadi pandangan masyarakat akan lebih mencari property di dekat ibukota untuk di investasikan . Selain faktor kepindahan ibukota . Perhatikan juga faktor kenaikan suku bunga acuan BI. Karena jika rate naik tinggi maka bisa berimbas terhadap minat masyarakat untuk membeli property itu sendiri.
Bagi teman -teman yang berani mengambil resiko dalam berinvestasi pada perusahaan berkembang. Kalian bisa mempertimbangkan untuk melirik perusahaan ini . Masih banyak proyek yang akan mereka kembangkan dalam beberapa tahun kedepan. Dari informasi yang kami dapat. Di tahun 2018 penjualan apartmen sudah mencapai 50% dari total kapasitas 600 slot.